"Aku" dalam Globalisasi dan Konsep Diriku

Perkembangan teknologi di zaman sekarang ini sangatlah berkembang denngan pesat. berbagai maam inovasi telah dilakukan dan memunculkan keanekaragaman dari teknologi itu sendiri. Tak lepas pula perkembangan teknologi informatika yang dari hari ke hari semakin berkembang pesat. informasi yang bisa kita peroleh saat ini sudah bisa menjangkau berbagai belahan dunia. Bertita atau info yang terjadi di negara lain, lewat satu klik-an saja kita sudah bisa mengakses informasi tersebut. Semua itu merupakan buah hasil dari semakin berkembanganya teknologi pada saat ini. internet, komputer, handphone dan lain-lainnya, seakan-akan tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan kita saat ini yang serba modern. Lingkungan telah menuntut kita untuk selalu bisa “update” agar kita sendiri tidak ketinggalan mengenai berbagai macamm informasi-informasi yang ada dan aktual.
Seperti sebuah koin yang memiliki dua sisi. Demikian pula dengan segala macam perkembangan ini selain mempunyai sisi positif, juga terdapat pula sisi negatifnya. Proses globalisasi juga sangat banyak dipengaruhi oleh teknologi, khususnya teknologi informatika ini. dimana setiap informasi di dunia bisa dengan mudah diakses. Sehingga seakan-akan menjadi hilang “penghalang” diantara negara dan budaya-budaya yang ada didalamnya. Pencampuran antar budaya satu dengan yang lainnya pun semakin meluas. Mau tidak mau hal ini sudah merupakan arus deras dari perkembangan zaman yang tidak bisa kita hindari lagi. Kita hanya bisa membentengi diri kita terlebih dahulu sebelum kita sendiri yang nantinya akan terseret oleh “arus deras” tadi.
Sebagai contoh, sudah sangat banyak kita jumpai dari masuknya budaya asing kedalam kebudayaan kita sendiri. Khusunya kebudayaan barat yang telah menyebar luas, seakan-akan hal itu sudah menjadi bagian dari diri kita. mulai dari cara berpakain, gaya hidup, pola pikir hingga perilaku sebagian masyarakat yang telah tercampur aduk dengan budaya asing. Contoh dari mulai masuknya budaya asing adalah budaya k-pop yang datang dari korea. “Demam” korea sudah mewabah ke berbagai macam kalangan masyarakat dan lapisan-lapisannya. Bahkan anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun, sudah mulai mengetahuinya walaupun secara tidak langsung.
Hal ini merupakan pengaruh dari kemajuan teknologi yang sangat cepat. Dampaknya, perkembangan dari kemajuan penyampaian informasi pun menjadi berjalan berdampingan. Dan budaya mana yang tidak bisa menyeimbangi atau tidak berkembang, maka akan semakin terbelakang  karena “tekanan” atau pengaruh kuat  dan budaya-budaya asing yang memiliki daya “saing” tinggi pula. Sehingga secara ekstrimnya, pada zaman sekarang ini kalau kita sendiri tidak “maju” maka kita akan “ditinggal maju” oleh yang lainnya. Yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan segera punah.
Mungkin itu adalah sedikit kata-kata yang bisa menggambarkan keadaan kita saat ini di era teknologi ini. dampak negatif lainnya yang dirasa sangat penting untuk dikaji adalah mengenai konsep diri dari anak bangsa, khususnya bangsa Indonesia tercinta ini. anak bangsa yang telah di-internalisasi dengan berbagai macam kebudayaan asing telah menjadikan mereka lupa akan “jati diri” mereka sebenarnya. Apa pun yang dianggap menarik dan sesuai dengan perkembangan keadaan yang ada, akan mereka ambil dan mereka tiru mentah-mentah tanpa memperdulikan nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat didalam budaya mereka sendiri. Krisis akan konsep diri pun menjadi penyakit terselubung tak tampak dan tak terasa tapi merusak akan identitas diri.
Sebelum seseorang mengenal orang lain, maka seyogyanya lah ia mengenal diri mereka sendiri. Tanpa kita bisa mengenal diri sendiri, kita pasti bagai air diatas daun talas. Terombang ambing tak tentu arah dan tujuan, hanya mengikuti alunan tarian daun. Oleh karena itu konsep diri adalah hal yang harus ditanamkan sejak dini kepada diri kita sendiri dan kepada anak-anak kita pula. Kalau bukan dari kita saat ini, kepada siapa lagi kita akan merubah hal ini. segala yang terlihat saat ini, sangatlah besar pengaruhnya didalam perkembangan mengenai konsep diri seseorang. Dan yang banyak terlihat dan dilihat oleh setiap pasang mata adalah berbagai macam teknologi tersebut. Seperti handphone, televisi, komputer dan lain-lainnya. Jadi pengaruhnya pasti akan sangat fatal didalam mempengaruhi para konsumen teknologi.
Krisis jati diri sangatlah berbahaya karena bisa membuat seseorang tidak mengenali diri mereka sendiri. Mereka hanya bisa meniru apa-apa yang mereka anggap menarik, entah itu baik atau buruk, benar atau salah. “ Pokoknya jika mereka memakai “ini”, maka aku akan memakai “ini” pula ”. mungkin itu adalah sedikit dari gambaran pola pikir terhadap konsep diri dari sebagian orang yang telah terpengaruh negatif dari berkembangnya teknologi informasi pada zaman ini. “yang penting aku happy” begitulah mereka berkata.
Semua itu adalah mengenai cara pandang aku terhadap “aku”. Bukan aku seperti dia, aku seperti mereka, atau aku seperti kalian. Akan tetapi aku adalah aku. Cara pandang seperti inilah yang harus ditanamkan, agar kita bisa menyaring dari berbagai macam kebudayaan asing yang telah menjelma merasuk kedalam sendi-sendi bangsa kita. kita sadari atau tidak kita sadari, setiap zaman hadir dengan berbagai maam tantangannya masing-masing untuk para pelaku zaman itu. Dan kita harus bisa menyambutnya dan mendapatkan jalan yang terbaik didalam menjalani kehidupan yang fana ini. 

Nama : Masruri Yusuf
NIM.   : 12410118


0 komentar:

Posting Komentar

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author