Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, dan keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Manusia sebagai makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. seseorang dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat adanya perkembangan pada diri seseorang tersebut.perkembangan proses berpikir manusia terhadap lingkungan, diri, ide yang didapat dari belajar. Karakteristik manusia itu Nurture pada lingkungannya.
Sudah sejak lama manusia memberikan perlakuan yang berbeda pada tiap-tiap kelompok. Di jaman awal manusia masih hidup dalam kelompok berburu, individu yang tidak dikenal biasanya dianggap sebagai musuh-hal tersebut terjadi karena orang yang tidak dikenal dianggap telah melanggar batas dan aturan pada kelompok tersebut.
Bentuk dari membantu orang lain merupakan suatu kerjasama yang biasanya diartikan sebagai perilaku menolong dengan tidak meminta balasan apapun. Dibanyak masyarakat berbagai kebaikan dan membantu tanpa meminta balasan yang setimpal cenderung terjadi hanya pada teman dan kalangan yang terbatas.
Secaara ilmiah orang akan cenderung membantu orang lain yang memang ada pertalian darah dan orang-orang yang dekat dengan dirinya sendiri. Biasanya semakin dekat pertalian darah yang mengikatnya, maka semakin dekat pula kemungkinan mereka untuk membantu saudara kandung dan kerabat dekatnya. Bahkan terkadang kenalan lebih didahulukan daripada orang asing. Hal ini membuktikan adanya naluri perlindungan kerabat dalam perilaku menolong.
Akan tetapi, di dalam kehidupan sosial yang rill, tidak jarang seorang individu menyaksikan perilaku bukan hanya pada anggota keluarga tetapi pada orang asing yang tidak dikenal, seperti anak muda yang mengantarkan orang tua menyeberangi jalan raya yang sedang ramai. Perilaku seperti ini sebenarnya didasari insting keinginan untuk menjaga atau merawat orang yang dipandang lemah, seperti orang tua atau perempuan.
Perilaku manusia juga tidak hanya dipahami sebagai proses reflek belajar kognisi, tetapi juga berasal dari insting untuk beradaptasi. Di mana manusia tinggal tidaklah muncul secara acak, tetapi mereka memilih untuk tinggal, menetap, dan beradaptasi untuk mencocokan diri pada keadaan lingkungan.
Eka Yuli Susanti
12410167
Sudah sejak lama manusia memberikan perlakuan yang berbeda pada tiap-tiap kelompok. Di jaman awal manusia masih hidup dalam kelompok berburu, individu yang tidak dikenal biasanya dianggap sebagai musuh-hal tersebut terjadi karena orang yang tidak dikenal dianggap telah melanggar batas dan aturan pada kelompok tersebut.
Bentuk dari membantu orang lain merupakan suatu kerjasama yang biasanya diartikan sebagai perilaku menolong dengan tidak meminta balasan apapun. Dibanyak masyarakat berbagai kebaikan dan membantu tanpa meminta balasan yang setimpal cenderung terjadi hanya pada teman dan kalangan yang terbatas.
Secaara ilmiah orang akan cenderung membantu orang lain yang memang ada pertalian darah dan orang-orang yang dekat dengan dirinya sendiri. Biasanya semakin dekat pertalian darah yang mengikatnya, maka semakin dekat pula kemungkinan mereka untuk membantu saudara kandung dan kerabat dekatnya. Bahkan terkadang kenalan lebih didahulukan daripada orang asing. Hal ini membuktikan adanya naluri perlindungan kerabat dalam perilaku menolong.
Akan tetapi, di dalam kehidupan sosial yang rill, tidak jarang seorang individu menyaksikan perilaku bukan hanya pada anggota keluarga tetapi pada orang asing yang tidak dikenal, seperti anak muda yang mengantarkan orang tua menyeberangi jalan raya yang sedang ramai. Perilaku seperti ini sebenarnya didasari insting keinginan untuk menjaga atau merawat orang yang dipandang lemah, seperti orang tua atau perempuan.
Perilaku manusia juga tidak hanya dipahami sebagai proses reflek belajar kognisi, tetapi juga berasal dari insting untuk beradaptasi. Di mana manusia tinggal tidaklah muncul secara acak, tetapi mereka memilih untuk tinggal, menetap, dan beradaptasi untuk mencocokan diri pada keadaan lingkungan.
Eka Yuli Susanti
12410167
0 komentar:
Posting Komentar